Logo: Empowering the differently able persons
Jump to Content

Indonesian translation by Miss. Kurniati

Saya mulai kehilangan pendengaran sejak remaja, ikutilah cerita kehidupan saya berikut ini :

Nama saya Muhammad Akram dan memakai 'Danish' sebagai nama panggilan (Takhalus) yang dipetik dari sebuah puisi. Kehidupan saya awalnya berjalan normal seperti anak laki-laki pada umumnya di Pakistan. Tapi kehidupan itu sendiri penuh dengan resiko- Saya mengalami sakit yang serius saat remaja, namun dengan pertolongan Tuhan dan perhatian dari keluarga, saya dapat sembuh.

Dokter menyelamatkan saya tapi sayang sekali, saya kehilangan pendengaran saya. Pada mulanya, saya berpikir bahwa pendengaran saya akan kembali pulih segera, seperti yang dikatakan oleh keluarga dan dokter bahwa saya akan baik-baik saja (tapi itu tidak benar). Kami berusaha ke sana sini untuk berobat, seperti ke RS nasional, JJ dan Aga Khan milik Pemerintah. Kami bahkan mencoba cara akupuntur Cina, tapi tidak berhasil. Pada tahap ini, saya menyadari bahwa saya kehilangan kemampuan mendengar saya selamanya. Saya kecewa - berpikir bahwa perjalanan hidup masih sangat panjang, apa yang harus saya lakukan ? Bagaimana saya menghadapi hidup ini ? Saya berpikir bahwa saya tidak dapat melakukan apa pun, saya merasa sangat putus asa.

Selama masa itu, keluarga selalu membantu dan mereka mengerti bahwa saya akan merasa bosan dan adalah saat-saat yang sangat berat bagi saya untuk menghabiskan waktu. Maka, kakak laki-laki saya membelikan saya sebuah komputer - kalau tidak salah ini sekitar tahun 1989. Mulailah saya bermain games komputer. Cara yang cukup bagus untuk menghabiskan waktu, TAPI INI HIDUP ? SAYA BERPIKIR - bahwa tidak ada kesembuhan untuk ketidak mampuan mendengar saya, apakah saya akan menghabiskan waktu dengan ketergantungan ini? Pada tahap ini, saya memutuskan bahwa saya harus mencoba hal yang terbaik, apapun itu, bahkan jika saya gagal, toh saya akan mendapat pengalaman dari apa yang saya lakukan. Saya bicara pada keluarga tentang ketertarikan saya pada Diploma Komputer. Mereka membesarkan hati dan mendukung saya, tapi rintangan terbesarnya adalah tidak adanya lembaga komputer untuk siswa yang tuna rungu. Saya agak takut, tapi memutuskan untuk mencoba belajar bersama siswa-siswa non tuna rungu. Mulanya, kami mengunjungi beberapa lembaga komputer kecil terdekat (responnya tidak bagus, malah buruk).

Lalu, saya melihat sebuah iklan dari Lembaga Komputer Petroman, pada saat itu Petroman adalah lembaga komputer pertama. Saya mendatangi petugas administrasinya, Mr. Shakeel Ur Rehman. Dia menghargai saya dan menawarkan saya beberapa kelas percobaan untuk penerimaan siswa baru. Guru-guru di Petroman sangat kooperatif (Terimakasih khusus untuk Mr. Javad Akhtar-instruktur di Petroman). Saat belajar bersama dengan siswa-siswa non-tuna rungu, saya sempat berpikir bahwa saya tidak akan dapat bersaing dengan mereka dan bahkan mungkin saya tidak akan bisa lulus Diploma, tapi paling tidak saya akan belajar sesuatu yang baru, jadi saya harus mencobanya. Saya diterima dan saya mencoba yang terbaik - mungkin kamu meragukannya, tapi inilah kenyataannya, pada tes pertama, saya mendapat nilai 8,75 (skala 10) dan hanya ada 1 siswa lainnya yang mendapat nilai yang sama, tidak ada lagi yang lebih baik dari saya. Tes awal ini merubah pandangan dan hidup saya !!! Saya melanjutkan untuk bersaing dengan siswa non-tuna rungu dan sering berhasil.

Saya gagal dalam "Proses Data Elektronik" dua kali, tapi saya tidak menyerah sampai akhirnya saya berhasil menyelesaikan Diploma. Ini membuat kepercayaan diri saya meningkat dan saya menyadari bahwa hidup bukan hanya untuk kaum non tuna rungu, ini tergantung kehendak anda- jika ada niat maka tidak ada yang akan menghentikan anda. Saya bertemu banyak orang baik dan buruk dalam kehidupan saya. Beberapa orang menghargai saya dan beberapa orang yang lain menertawai saya- tapi saya tidak peduli akan kelompok yang terakhir itu. Sekarang saya tahu bagaimana mengabaikan mereka dan bagaimana mengalahkan mereka Setelah lulus Diploma dalam bidang perniagaan ( B. Com) kemudian mendapat sertifikat dalam Pemeliharaan Komputer, dilanjutkan dengan MCP (Microsoft Certified Professional).

Saya ingin menyampaikan pada seluruh kaum penyandang cacat bahwa anda dapat bersaing dengan orang non penyandang cacat. Dan saya juga ingin menyampaikan kepada kaum non penyandang cacat bahwa mereka seharusnya tidak meremehkan atau meragukan kaum penyandang cacat dalam memberikan kesempatan untuk membuktikan kemampuan mereka. Mereka dapat bersaing dengan orang lain, mereka dapat mengalahkan orang lain, yang diperlukan hanyalah pemberian kesempatan.

Bagaimana saya terlibat aktif di gerakan penyandang cacat?

Selama saya belajar Diploma di lembaga ilmu pengetahuan, saya bekerja di Petroman untuk NEMES -UNISCO. Kemudian setelah lulus Diploma, saya bekerja di surat kabar DAWN untuk 3 bulan. Pada pertengahan 1996, saya mengikuti Institusi Pakistan untuk kualiti control sebagai programmer computer. Hidup berjalan dengan baik dan suatu hari saya bertemu dengan Ms. Irene Dine, dia saat itu bekerja pada Association of Physically Handicap of Thailand (APHT) / Persatuan Tuna Daksa Thailand.

Ketika saya mengatakan padanya bahwa saya menggeluti bidang komputer, dia meminta saya membantunya untuk membuat website organisasinya (APHT). Saya setuju dan mulai mendisain website untuk APHT, lalu dia menyarankan bahwa saya seharusnya tidak menyia-nyiakan bakat saya dengan duduk sendirian di rumah, lebih baik saya berbaur menggunakan bakat saya untuk komunitas penyandang cacat yang ada di lingkungan sekitar. Ini adalah saran yang bagus. Saya mendatangi Departemen Sosial dan meminta daftar LSM yang bergerak untuk penyandang cacat. Kemudian saya memilih Pakistan Association of the Deaf (PAD)/ Persatuan Tuna rungu Pakistan dan menjadi volunteer di sana. Ini terjadi di akhir tahun 2000. Selanjutnya, di awal 2001, saya mengikuti Deaf Friends International (DFI)/ Persahabatan Tuna rungu Internasional sebagai volunteer untuk mendisain web. Pada September di tahun yang sama, saya menjadi Editor Junior, dan di bulan June 2002, saya menjadi Asisten Direktur DFI. Selanjutnya, Irene kembali ke Philippines dan memulai Heaven Care Resource Center Inc. (HCRCI) dan saya juga ikut ke sana.

Saya juga memiliki teman-chatting dari Philippines yang bernama Gilda. DIa adalah gadis tuna rungu. Beberapa waktu lalu, dia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan melakukan sesuatu yang lain. Dia mulai menjalankan Deaf Tour Assistance, Philippines (DTAP) / Asisten Tour untuk Tuna rungu Philippines dan meminta saya untuk membantunya, dan kamu tahu sendiri kan saya suka sekali menjadi volunteer, jadi saya bergabung di DTAP.

Internet memberikan keajaiban untuk saya, sama caranya dengan bagaimana Gilda menemukan saya lewat internet, Galuh Sukmara dari Indonesia juga menemukan saya di internet dan menjadi teman saya. Dia juga tuna rungu dan mejabat sebagai Ketua dari komunitas tuna rungu di Yogyakarta - Indonesia. Dia dan Wahyu (Presiden persatuan tuna rungu Yogyakarta) mengundang saya untuk mengunjungi Yogyakarta sebagai volunteer. Saya menikmati 10 hari kunjungan saya di Yogyakarta bersama komunitas tuna rungu, yaitu di bulan Desember 2004, sesaat sebelum Tsunami menerjang Indonesia.

Selama masa itu, PAD meminta saya untuk memberikan dukungan lebih, pertama mereka memasukan saya sebagai Penasehat dan juga sebagai coordinator proyek khusus. Sekarang ini saya menjadi volunteer di PAD, DFI (USA), HCRCI (Philippines), DT AP (Philippines), Matahariku (Indonesia), ASHA (Rural Sindh - Pakistan), dan SDF (an alliance of Disabled People Organizations of Sindh-Pakistan). Sejak saya tumbuh dan belajar di dalam komunitas non tuna rungu, saya melewatkan kesempatan bersama komunitas tuna rungu yang mengagumkan, di mana saya menikmatinya sebagai seorang volunteer. Saya sangat berterimakasih kepada Ms. Irene Dine untuk menunjukkan saya jalan menuju dunia volunteering ini.

Akhir kata saya ingin mengatakan bahwa " Jika anda adalah seorang tuna rungu atau penyandang cacat lainnya, jangan putus asa - terus berusaha dan beri kesempatan untuk diri anda mengembangkan kemampuan yang anda miliki. Pilihlah bidang yang anda suka dan terbaik menurut anda, maka Tuhan akan menunjukkan jalannya."

Terimakasih untuk keluarga saya . .
Terimakasih untuk Tuhan . .
Dan semua orang yang telah banyak membantu
(Danish)

Anda dapat menghubungi saya di danishkadah @ hotmail.com

Select different langauge

footer line
HOPE is the DOOR of STRUGGLE that eventually bring SUCCESS (Akram)
footer line

Valid XHTML 1.0 Transitional Valid CSS!